• Breaking News

    Kisah Yesus Menurut Islam dalam Al-Qur'an

    Kisah Yesus Menurut Islam dalam Al-Qur'an

    Kisah Yesus atau Nabi Isa (atau biasa disebut Sang Messiah) merupakan Nabi bagi umat manusia, yang diutus untuk membawa pesan kenabian kepada Umat Israil. Yesus merupakan putra dari seorang perawan bernama Maryam, dan cucu dari Imran. Kisah kelahiran Yesus Kristus dicatat di dalam dua Injil kanonik, Matius dan Lukas. Kedua Injil tersebut menulis bahwa Yesuslahir di Bethlehem, di Yudea.


    Masing-masing Injil menceritakan kejadian yang sama dengan sudut pandang yang berbeda. Injil Matius dari sudut pandang Rasul Matius yang adalah seorang pemungut pajak menceritakan perihal kedatangan orang majus yang mencari dan menyembah “raja” yang baru lahir, serta mempersembahkan hadiah yang mahal-mahal. Sedangkan Injil Lukas dari sudut pandang Lukas yang adalah seorang dokter menceritakan kisah ini dengan lebih detail, termasuk adanya malaikat dan kedatangan gembala domba yang menyembah bayi Yesus di palungan, secara lebih kronologis.

    Kisah Sang Messiah ini menjadi perdebatan dalam kurun sejarah selama puluhan abad. Perdebatan ini pada titik sejarah tentang kelahiran Yesus, proses kelahiran beliau dan mitos di seputar kenabian Isa. Hal inilah yang menjadi perdebatan sejarah, yang kemudian meruncing pada teologi tiga agama Samawi: Yahudi, Kristen dan Islam.

    Buku karya Louay Fatoohi ini merupakan kajian penting untuk membedah perdebatan sejarah dan kisah hidup Isa (Yesus, Sang Messiah). Buku ini tidak hanya menggali data-data sejarah yang dapat ditemukan dari manuskrip-manuskrip penting, namun juga membenturkan dengan narasi teologis dari tiga agama Samawi. Inilah kekuatan buku ini, dibandingkan dengan buku-buku sejenis yang mengungkapkan hal serupa.

    Perdebatan Sang Messiah

    Perbedaan pandangan antara al-Qur’an dan Bibble diungkapkan Fatoohi dalam renungannya di buku ini. Fatoohi mengungkapkan bahwa, meski al-Qur’an membenarkan sebagian dari perincian di dalam injil-injil aprokrifal, ada beberapa detail lain yang ditentangnya. Harus ditekankan di sini bahwa, setiap ayat al-Qur’an berbeda dengan kisah aprokrifal yang bersesuaian dengan setidaknya beberapa perincian. Al-qur’an tidak mengatakan apakah kandungan ibu Maria bersifat mukjizati atau tidak, dan al-Qur’an tidak membenarkan klaim-klaim injil aprokifal bahwa dia mandul (mis. KelMaria, 2:5, In Yak , 2:1, 3:1) atau tua (KelMaria, 2:9, PsMat, 1). Meski tidak menyebutkan nama Ibu Maria,  al-Qur’an menyebut nama ayahnya, yaitu Imran (Qs. Ali Imran [3]:35). Inilah salah satu perbedaan antara naskah kristen dan al-Qur’an.

    Mengenai perbedaan perspektif dalam kisah Harun, yang disebut sebagai kerabat Maria, Fatoohi menyebut: ada sebuah ayat di mana kerabat Maria menyebutnya, “saudara perempuan Harun” (QS Maryam [19]: 28). Ketika mengaitkan seseorang kepada kaumnya, al-Qur’an mendeskrepsikan orang tersebut sebagai akh (saudara lelaki) atau akht (saudara perempuan) dari seseorang tersebut (hal. 83).

    Wafatnya Yesus

    Perdebatan penting lain dalam sejarah teologi agama samawi adalah perihal kematian Yesus. Proses kematian Yesus inilah yang ditulis dalam kitab-kitab Tuhan, melalui Injil dan al-Qur’an, meski akhirnya menimbulkan perbedaan pandangan dalam kisah kenabian. Meski dalam QS al-Nisa’ (4): 157 menyebutkan bahwa seseorang yang diduga Yesus dan dibunuh, sesungguhnya tidak ada sesuatu pun dalam ayat ini atau tempat lain di dalam al-Qur’an yang mendukung atau membenarkan setiap upaya identifikasi orang tersebut.

    Namun, karya-karya tafsir al-Qur’an klasik, seperti dari At-Thabari (840-922 M), penuh dengan kutipan dari sarjana-sarjana yang telah mengajukan pendapat tentang identitas orang yang terbunuh itu. Interpretasi at-Thabathaba’i (1892-1981) yang lebih berhati-hati dan ketat tidak mengajukan klaim apapun tentang identitas orang yang dieksekusi itu (hal. 679).

    Perdebatan yang terentang dalam sejarah umat manusia, mitos yang berkembang, narasi teologis dari kitab suci agama samawi, tentang kehidupan Sang Messiah, diungkapkan oleh Louis Fatoohi secara mendetail dengan dukungan data primer. Inilah kekuatan buku ini, sehingga menjadi rujukan penting.

    Kisah Yesus Menurut Islam dalam Al-Qur'an

    No comments

    Post Top Ad

    ad728

    Post Bottom Ad

    ad728